Sabtu, 10 Maret 2018

Pergeseran Nilai Kerajinan Anjat yang Semakin Memikat

Rotan adalah bahan yang lazim digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan tradisional, hal ini antara lain di karenakan bahannya yang mudah didapat di alam yang mendukung dan kelenturan serta ke luwesan bentuknya sehingga mudah untuk di bentuk menjadi berbagai macam kerajinan. Dalam budaya suku dayak khususnya suku Dayak di Kalimantan memiliki suatu jenis kerajinan yang berbentuk tas punggung, yaitu anjat.

Ditilik dari asal muasalnya sebagai alat yang lebih kepada sisi fungsionalnya, Anjat pada masa kini telah berevolusi menjadi sebuah karya kerajinan anyaman yang biasa di jadikan cinderamata dan digemari oleh seluruh masyarakat, baik domestik maupun mancanegara.

[caption id="" align="aligncenter" width="500"]anjat anjat[/caption]

Anjat yang berbentuk tas punggung ini memiliki dimensi tinggi sekitar 70 centimeter dan diameter 50 centimeter. Anjat ini adalah sahabat para pria suku Dayak sebagai wadah perbekalan dalam perburuan di dalam hutan sekaligus sebagai bagian tidak terpisahkan bagi kaum wanita suku dayak dalam hal penyimpanan baju dan juga makanan ketika berkebun

Proses pembuatan Anjat tidaklah mudah, pertama-tama batang rotan harus dibelah dan dihaluskan untuk kemudian dirangkai. Setelah itu dimulailah proses penganyaman Anjat yang dilakukan berputar dari kiri ke kanan lalu di berikan lapisan memberi lapisan penutup dari kain. Setelah itu pada proses akhir anjat diperindah dengan hiasan manik-manik yang dirangkai menjadi berbagai macam motif.

Pergeseran mode dan jaman yang terjadi membuat anjat tidak hanya dipandang sebagai kerajinan yang hanya dipakai oleh para pria untuk berkebun atau berburu, tetapi menjadi sebuah fashionable item yang lazim digunakan oleh kaum pria yang hidup di perkotaan. Dengan demikian harga anjat yang telah mengalami pergeseran nilai juga terdongkrak menjadi dalam kisaran harga ratusan ribu rupiah per satuannya.
Disqus Comments