Aceh - Kerawang awalnya adalah ukiran pada rumah Adat Gayo "Pitu Ruang", yang kemudian motifnya diadopsi kedalam barang-barang kerajinan khas Gayo. Bordir Kerawang memiliki corak yang khas, dimana mempunyai makna filosofi yang dalam dari setiap ukiran dan bentuknya.
Bordir Kerawang Gayo ini sering dipakai untuk hiasan dinding, alas meja, motif pakaian , tas dan lain sebagainya. Motif Kerawang Gayo tidak hanya diminati masyarakat lokal saja, namun daerah Aceh lainnya juga banyak mencari motif ini. Bahkan wisatawan dari luar daerah Aceh juga menyukai kerajinan yang menggunakan Kerawang Gayo ini.
Sebutan kerawang Gayo merupakan sebutan untuk jenis sulaman yang terdapat pada kain kerawang sendiri, sedangkan yang terdapat pada rumah adat disebut ukiren, pada tikar biasa dibuat pada benda-benda yang disebut belintem, sentong, dan tape. Pada dasarnya ketiga benda ini memiliki makna yang sama dari motif-motifnya, hanya saja penempatan dan penggunaannya yang membedakan.
Kerawang Gayo merupakan hasil kreasi masyarakat Gayo yang dipakai dalam acara adat-istiadat Gayo, seperti acara perkawinan, khitan, turun kesawah, hari-hari besar keagamaan dan lain-lain
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] kerawang gayo[/caption]
Dari bentuk motif-motif kerawang Gayo dapat digolongkan sebagai jahitan yang mirip dengan renda, sebab dikerjakan langsung diatas bahan yang masih polos, tanpa terlebih dahulu harus digambarkan dengan ragam hias. Lukisan yang biasanya berbentuk simetris, terlebih dahulu dilukis dengan menggunakan kapur, ditempelkan pada permukaan kain (lukis ) sebagai patron lalu mengikuti garis-garisnya.
Meskipun saat ini Kerawang Gayo mengalami banyak pengembangan dan perubahan pada coraknya. Hal ini didasari oleh inspirasi pengrajin Kerawang ini sendiri yang ingin menampilkan Kerawang Gayo yang lebih dinamis dan menarik perhatian banyak orang, tidak lagi kaku seperti Kerawang yang dulu tapi tidak melepas unsur terpenting dari kerawang ini sendiri yaitu unsur filosofisnya.