Yogyakarta - Ikan pari (Dasyatis sp.) merupakan salah satu jenis ikan yang mudah dikenali karena morfologinya yang khas. Tubuh yang pipih (gepeng) dengan sirip yang melebar menjadi ciri ikan yang banyak ditemukan di perairan laut tropis tersebut.
Di Indonesia, ikan pari termasuk komoditas 'buruan' utama para nelayan, karena mudah dan bisa ditangkap sepanjang tahun. Akan tetapi, kendati banyak ditemui di hampir seluruh perairan Indonesia, pemanfaatannya masih sangat terbatas untuk diambil daging dan kulitnya saja, sementara bagian lain seperti kulitnya justru terbuang sebagai limbah.
Kondisi demikian memunculkan ide kreatif bagi seorang Miftakhul Khoir (32) untuk memanfaatkan 'limbah' ikan pari (kulit pari) tersebut menjadi produk yang lebih bernilai jual. Sebagai lulusan ATK (Akademi Teknologi Kulit) Yogyakarta, Khoir begitu dia biasa disapa paham betul tentang ilmu dasar pengolahan aneka jenis kulit, termasuk di dalamnya kulit ikan pari. "Awalnya tidak sengaja sebenarnya, ketika sedang jalan (wisata) di Cilacap, kami menemukan banyak kulit ikan pari yang dijemur para nelayan, dari situ kami berfikir bagaimana memanfaatkan kulit tersebut sehingga nilai ekonomisnya bisa bertambah," jelas Khoir kepada tim liputan bisnisUKM, Rabu (3/7).
Ilmu penyamakan kulit yang diperolehnya dari bangku kuliah mencoba dia terapkan pada beberapa lembar kulit ikan pari yang dibawanya dari Cilacap pada tahun 2003. Tidak mudah memang, karena dibutuhkan berkali-kali ujicoba hingga Khoir menemukan sebuah formulasi yang tepat untuk menyamak kulit ikan pari. "Dibutuhkan kesabaran extra karena tekstur kulit ikan pari berbeda dengan kulit kebanyakan, saya pun harus mencoba berulang kali sampai menemukan formulasi dimana hasilnya sesuai dengan yang diharapkan," terangnya.
miftakhul khoir Mengusung PARI RADJA sebagai nama usahanya, Khoir pada awalnya mengolah kulit ikan pari menjadi tas, dompet, dan ikat pinggang. Produk kreasinya tersebut kemudian dia tawarkan ke beberapa teman dan keluarga. Hasilnya, komentar positif dari 'sampel pasar' tersebut membangkitkan keyakinan Khoir untuk mengembangkan usaha yang berawal dari rasa isengnya itu. "Yang semakin menambah keyakinan saya itu karena 'pemain' kreasi kulit ikan pari di Indonesia belum banyak, jadi masih sangat terbuka peluang usaha ini untuk dikembangkan lebih besar lagi," imbuh suami dari Dwi Lestari (31) tersebut.
Berlokasi di Sewon Bantul, Pari Radja kini tumbuh menjadi usaha penyamakan dan produsen kreasi kulit ikan pari yang perkembangannya sangat signifikan. Dari segi produk, Khoir yang dibantu 15 orang tenaga produksinya mampu menghasilkan ±150 item produk/ minggu yang unik dan bernilai jual tinggi. Adapun produk-produk yang kini mampu mereka produksi antara lain dompet laki-laki/ perempuan, tas pesta beragam ukuran, sepatu, ikat pinggang, gantungan kunci, jaket, accessories, dll. Beragam produk tersebut dipasarkan dengan harga yang bervariasi.
"Untuk dompet kisaran harganya Rp150.000,00 s.d. Rp350.000,00/ pcs; tas pesta Rp900.000,00 s.d. 1,2 juta/ pcs; sepatu 1,5 juta/ pcs; ikat pinggang Rp500.000,00 s.d. Rp750.000,00/ pcs; gelang Rp50.000,00 s.d. Rp85.000,00/ pcs; dan accessories Rp50.000,00 s.d. Rp100.000,00/ pcs," ujar Khoir mengenai harga kreasi produknya. Aneka ragam produk tersebut selanjutnya dipasarkan ke berbagai pihak, melalui direct selling, media online (website), WOM, dan beberapa reseller produknya. Dari situ, Khoir mengaku bisa memperoleh omzet 30-40 juta/ bulan (keuntungan 20-30%).
Dari segi bahan baku, Khoir mengaku selama ini dirinya tidak mengalami kendala berarti, karena jumlahnya yang tergolong cukup melimpah, baik di pantai selatan maupun utara Pula Jawa. Baron, Depok, Semarang, Jepara, dan Juana menjadi beberapa lokasi yang selama ini menjadi supplier bahan baku kulit ikan pari untuk Pari Radja. "Harganya cukup bervariasi, tergantung jenis maupun bentuknya, misalnya untuk bentuk oval/ betina harganya di kisaran Rp100.000,00/ lembar, kemudian untuk gitar/ jantan harganya Rp65.000,00/ lembar, batu halus Rp40.000,00/ lembar, dan duri air Rp45.000,00/ lembar," lanjut Khoir.
Beberapa produk kreasi Pari Radja tergolong istimewa, karena satu lembar bahan baku (kulit ikan pari) hanya dapat digunakan untuk membuat 1 item produk saja. Hal itu karena dalam satu lembar kulit ikan pari hanya terdapat satu mutiara, dimana keberadaan mutiara itulah yang kemudian menjadi point utama dari produk Pari Radja. "Produk kami seperti dompet, tas, ikat pinggang memiliki mutiara asli dari si ikan pari, hal itulah yang selama ini menentukan harga jual produk kami di pasaran," jelas ayah 2 orang putra tersebut.
Selain bermatakan mutiara (ikan pari), keunggulan lain yang dimiliki produk Padi Radja adalah anti gores dan tahan lama. Bukan rahasia lagi jika kulit ikan pari memang tahan terhadap goresan, baik goresan secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan itu Khoir juga mendemokan keunggulan kulit ikan pari dengan mencoba mengoyaknya menggunakan pisau. Hasilnya, sama sekali kulit ikan pari tersebut aman dan tidak terkoyak sama sekali.
Di akhir wawancaranya, Khoir mengungkapkan harapannya agar bisnisnya ke depan semakin maju. "Pasti kami ingin usaha ini semakin besar dan berkembang, point pentingnya dengan makin berkembangnya Pari Radja maka saya bisa menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar sini," ujarnya. Pihaknya juga mengaku masih membuka kesempatan luas bagi siapa saja yang ingin menjadi pemasar/ reseller produk kreasi ikan pari tersebut. Syaratnya hanya dengan menghubungi mereka (Pari Radja) atau datang langsung ke workshop dan rumah produksinya.
sumber : bisnisukm, pariradja
Home
Inspirasi
Jawa
Kerajinan Kulit
Profil
Inspirasi Pari Radja untuk Pengrajin Kerajinan Kulit Ikan Pari
Rabu, 14 Maret 2018
Inspirasi Pari Radja untuk Pengrajin Kerajinan Kulit Ikan Pari
Share this
Recommended
Disqus Comments