Jika limbah kelapa seperti tempurung atau cangkang kelapa di daerah Cilacap diolah menjadi topeng yang menarik, maka di Bali kita akan menemukan pemanfaatan ulang limbah tempurung kelapa menjadi sebuah bentuk kerajinan lain yang tidak kalah menarik.
Di desa Waliang, Karangasem, tempurung kelapa biasa diolah menjadi bermacam macam kerajinan baik fungsional maupun dekoratif seperti tempat buah, tamas, sok nasi dan banyak lagi. Hal ini digemari selain karena keindahannya tapi juga sekaligus dengan menggunakan kerajinan tempurung kelapa ini adalah suatu bentuk sikap ramah lingkungan.
Pemanfaatan tempurung kelapa menjadi berbagai kerajinan adalah sangat membantu menjaga lingkungan karena mampu mengurangi limbah sisa produksi olahan kelapa, dimana khususnya di kabupaten Karangasem sendiri banyak sekali ditumbuhi pohon kelapa. Sehingga secara teori seharusnya produk kerajinan ini memiliki tingkat kontinuitas yang tinggi dan masih dapat berkembang lebih besar lagi.
Keunikan yang di temukan dari kerajinan tempurung kelapa Waliang adalah berbeda dengan pembuatan kerajinan serupa di daerah lain. Keunikan tersebut adalah dari proses pembuatan kerajinan tempurung kelapa yang dianyam.
Sebelum proses penganyaman sendiri batok kelapa di proses terlebih dahulu sehingga menjadi bentuk bulat seperti mata koin, selanjutnya barulah proses penganyaman berlangsung sesuai bentuk yang diinginkan. Setelah proses penganyaman selesai, kerajinan tempurung di beri finishing vernis untuk meningkatkan daya tahan kerajinan tersebut.