Minggu, 04 Maret 2018

Kerajinan Wayang Suket Menjadi Keunikan Wayang

Wayang sudah dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaa animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan Wayang itu senidiri telah diakui oleh UNESCO pada tanggan 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga.

Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket adalah seni pertunjukan multimedia yang merupakan eksplorasi inovatif dari seni pertunjukan yang dipadu dengan teater, tari dan musik. Selain itu, lakon dalam wayang suket juga tidak selalu diceritakan oleh dalang melalui karakter wayang, tapi dimainkan juga oleh personal lainnya dalam bentuk teater dan tari. Dialog bukan Cuma milik dalang, tapi juga terjadi di antara pemain dan dalang.

Wayang dari Suket berkembang di pedesaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang dari suket ini adalah wayang yang terbuat dari rumput. Wayang dari suket biasanya digunakan sebagai mainan anak-anak dan juga peraga pewayangan bagi anak-anak di desa. Konon dulu wayang ini berkembang pesat di daerah Mataraman, seperti Bojonegoro, Tulungagung, Kediri, dan Blitar.

Wayang suket ini berbentuk sederhana, biasanya dibuat oleh anak gembala. Sambil menggembalakan ternaknya, mereka menghibur diri dengan menganyam wayang dan memainkannya. Cara membuat wayang suket para gembala ini cukup mudah. Beberapa helai rerumputan dijalin lalu dirangkai, dilipat, diikat membentuk figure serupa wayang kulit. Wayang suket ini tak tahan lama karena bahan dasarnya rumput yang tak diolah lebih dulu.

Kini dikenal ada dua jenis wayang suket. Pertama, jenis wayang suket yang berbentuk sederhana yang biasa digunakan sebagai mainan anak-anak. Wayang sederhana ini dipopulerkan ke tingkat nasional sebagai pertunjukan panggung oleh dalang Slamet Gundono, yang telah meningga dunia di awal tahun 2014.

Kedua, bentuk wayang berukuran besar yang lebih mirip wayang kulit, menggunakan teknik anyam yang lebih rumit. Bahan rumputnya pun diolah sehingga bisa tahan lama. Pemrosesan rumput sebelum digunakan agar dapat bertahan lama caranya adalah dengan direndam terlebih dahulu di dalam air hingga layu.

[caption id="" align="aligncenter" width="500"]pembuatan kerajinan Wayang Suket pembuatan kerajinan Wayang Suket[/caption]

Saat ini hasil kerajinan wayang ini banyak yang diburu oleh kolektor asing adalah hasil dari daerah Rembang Purbalingga, dimana ketika dibawa ke pameran National Day of Puppetry di California, Amerika Serikat, pada 2012 lalu.

Disqus Comments