Sabtu, 06 Januari 2018

Sejuknya Duduk di Lampit Rotan Kalimantan

Lampit rotan adalah kerajinan tangan khas masyarakat Kalimantan Selatan yang dibuat dengan cara mengolah jalinan batang-batang rotan menjadi sebuah tikar. Lampit rotan dibuat secara homemade di rumah-rumah penduduk di Kota Amuntai dan pengrajinnya adalah penduduk dari kota itu sendiri.

Amuntai adalah kota di Kalsel yang memang dikenal sebagai sentra industri kerajinan rotan seperti lampit. Kerajinan lampit telah menjadi tradisi masyarakat Kota Amuntai yang diwariskan secara turun temurun pada setiap generasinya.Di ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara ini banyak pengrajin lampit yang sifatnya berkelompok dan individu yang banyak melibatkan para ibu-ibu dan perempuan serta anak sekolah.

Lampit adalah salah satu barang kerajinan tikar buatan tangan khas Kalimantan Selatan. Jika karpet identik dengan karakternya yang hangat, lampit justru menawarkan permukaan yang dingin karena dapat menyerap udara dingin. Maka dari itu alas penutup lantai yang satu ini memang pas digunakan di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Lampit yang bernuansa etnik tradisional umumnya dugunakan untuk pelengkap dekorasi rumah, restoran, resort dan hotel. Bentuk lampit yang sederhana memberi kesan hangat dan cantik untuk menghiasi ruangan dengan perpaduan furniture rotan lainnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="500"]https://lh3.googleusercontent.com/-uFl5gHrVMJg/VhPN5VzoDMI/AAAAAAAADLI/khPNOD1y-0k/s700-Ic42/lampit-rotan-1.jpg lampit rotan[/caption]

Bentuk lampit rotan yang sangat sederhana dan warnanya yang natural, sangat mudah untuk dikreasikan diberbagai sudut ruangan sesuai selera. Apabila ditempatkan diruang tamu akan menambah kesan keakraban antara pemilik rumah dan tamu yang berkunjung. Meskipun ruang tamu dilengkapi dengan sofa, namun adanya tikar lampit seolah memberi syarat kepada lantai untuk diduduki. Hal ini membuat ruangan terlihat menjadi lebih 'merakyat'.

Bahan baku rotan ini pertama-tama dibelah menjadi dua sampai delapan bagian. Untuk pembuatan lampit, biasanya rotan dibelah hingga ukuran lima milimeter. Setelah itu lonjoran rotan dijemur hingga kering. Jika cuaca bagus, proses pengeringan biasanya hanya berlangsung satu hari

Agar tidak membahayakan, rotan yang telah dibelah selanjutnya diraut agar lebih halus hingga membentuk persegi empat. Proses selanjutnya adalah menyortir rotan berdasarkan warnanya. Setelah itu dilanjutkan dengan melubangi bagian tengah rotan agar mudah dianyam.

Untuk harga tikar lampit rotan tergantung dari ukurannya, dari yang paling kecil, mulai dari ukuran 1x2 m seharga Rp 80.000 hingga ukuran 3x6 m seharga kurang lebih Rp 720.000.
Disqus Comments