Dikatakan salah satu pengrajin sekaligus penjual aksesoris dari kawat tembaga, Umi Rahmawati (24), aksesoris jenis ini sebenarnya sudah lama ada di Palembang. Namun, dibanding dengan kota-kota maju seperti Jakarta maupun Jogja, aksesoris ini belum terlalu diminati di Palembang.
Barulah dalam beberapa tahun terakhir kaum hawa di Palembang sudah menyadari akan keindahan dan keunggulan aksesoris yang terbuat dari kawat tembaga. "Saya mulanya coba-coba mengkreasikan kawat tembaga menjadi aksesoris di Palembang. Rupanya, mereka yang ibu-ibu tertarik untuk membelinya hingga akhirnya saya putuskan untuk menjualnya," kata Umi, yang dijumpai saat dirinya mengikuti pameran di Palembang Indah Mall (PIM) Senin (19/10/2015).
Menurut Umi, salah satu kelebihan dari aksesoris kawat tembaga adalah awet. Dikatakan awet karena kawat tembaga tidak mudah berkarat sehingga warnanya tidak berubah. Dengan ditambah paduan dari benda-benda semacam manik, liontin, atau batu-batu alam aksesoris ini terlihat menjadi lebih indah ketika dipakai. Dengan harga yang relatif terjangkau, aksesoris ini tak kalah dengan aksesoris berbahan baku lain yang nilainya jauh lebih mahal.
Dibeberkan Umi, dirinya sudah tiga tahun memproduksi aksesoris yang berbahan baku kawat tembaga. Mulai dari gelang, kalung, hingga cincin sudah ia pernah produksi. Sebelum ikut pameran di PIM, dirinya sudah berkali-kali menggelar pameran aksesoris kawat tembaga yang responya selalu positif dari para pengunjung.
Ide untuk mengkreasikan kawat tembaga menjadi aksoris, Umi mengatakan, datang dari kakak perempuanya. Dirinya sempat membantu kakak perempuanya menjual aksesoris kawat tembaga di Jakarta. Melihat respon positif di sana, Umi yang saat itu masih kuliah mencoba menjualkan aksesoris milik kakak perempuannya di Palembang. Hasilnya sungguh positif hingga akhirnya cewek berjilbab ini memutuskan untuk menjualnya sendiri di Palembang.
Untuk mempertahankan usahanya ini, Umi mengaku terus berusaha menggali kreatifitas dalam dirinya. Ia selalu mengubah bentuk aksesoris kawat tembaga kreasinya hingga memiliki banyak pilihan. Setiap pekan, Umi setidaknya memiliki tiga desain aksesoris baru yang ditawarkan kepada masyarakat. Modelnya pun disesuaikan dengan konsumen, ada yang untuk anak-anak, remaja, dewas, hingga orang tua.
"Harganya bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga ada yang Rp 1 juta. Omset saya bisa menapai Rp 20 hingga Rp 50 juta," kata alumni Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ini.
sumber : tribunnews