Jumat, 12 Januari 2018

Lukisan Tulang Daun Sirsak, Mengulang Masa Kecil Berbuah Penghargaan MURI

Pati - Daun yang berserakan adalah sebuah ancaman atas rasa kebersihan di halaman atau dimanapun. Dengan adanya pohon besar di pekarangan atau taman, jamak kita lihat daun tua yang berjatuhan di bersihkan, di kumpulkan kemudian di bakar karena dianggap hanya sebagai kotoran. Tidak demikian dengan nasib daun sirsak yang di berdayakan menjadi kerajinan, atau lebih tepatya lukisan di desa winong, kecamatan Pati.

Adalah Ratna Septi Anggraheni (48), seorang pengrajin yang selain dikenal sebagai penghasil kerajinan berbahan dasar tempurung kelapa, tapi juga membuat kerajinan tangan berbahan dasar dasar tulang daun sirsak. Ratna sendiri telah mendapatkan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pembuat kerajinan lukisan berbahan dasar tulang daun sirsak, yang pada umumnya hanya akan dilihat sebagai sampah oleh kebanyakan orang.

Ratna mengatakan sebenarnya pada awalnya dia hanya ingin mengenalkan kembali kerajinan seni dari daun sirsak akar lebih di kenal kembali seperti pada masa dia berada di sekolah dasar dahulu. Dimana kesenian sejenis pada saat ini sudahlah tidak diajarkan lagi sehingga banyak anak jaman sekarang yang tidak mengetahuinya.

Guru TK ini mengerjakan bahan dasar dari kerajinannya, yaitu daun sirsak, dengan lebih dulu memisahkan serat dengan tulang daun. Cara pemisahan yang di gunakan pun tergolong tradisional, karena tidak melibatkan bahan kimia buatan, hanya dengan perendaman di dalam air comberan selama 1-2 minggu. Pemilihan perendaman adalah karena alasan estetika, memang jika menggunakan bahan kimia akan cepat terpisah, tetapi hasilnya tidaka akan se alami dan sekuat dari hasil rendaman dengan air comberan.

Tulan daun sirsak yang sudah terpisah dari daging daun tersebut kemudian di tempel di kanvas sedikit demi sedikit hingga menghasilkan bentuk lukisan yang di inginkan. Harga yang di patok untuk kerajinan lukisan tulang daun sirsak ini mulai dari 1 juta hingga yang paling mahal adalah Rp 20.000.000.

Karena sepenuhnya mengandalkan proses tradisional dan pengumpulan manual, maka untuk mnenghasilkan satu karya lukisan tulang daun sirsak berukuran 75 cm x 125 cm saja dia membutuhkan kurang lebih 574 lembar tulang daun sirsak dan waktu yang cukup lama, sekitar 2 tahun adalah waktu yang di butuhkan untuk proses pengerjaannya hingga selesai. Meski lama, hasilnya sungguh tidak mengecawakan karena lukisannya terlihat alami dan hidup.

Puncak pesanan setiap tahunnya datang pada masa masa menjelang Lebaran, dimana banyak orang yang memesan kerajinan lukisan tulang daun sirsak karyanya untuk di bentuk menjadi seni kaligrafi. Bahkan pemesan karyanya tersebut banyak diantaranya yang berasal dari luar kota.
Disqus Comments