Minggu, 07 Januari 2018

Batik Gonggong, dari Laut hingga Menjadi Buah Tangan Tanjungpinang

Tanjungpinang - Gonggong atau (Strombus Turturella) adalah salah satu jenis siput laut yang banyak terdapat di wilayah perairan Pulau Bintan Kepulauan Riau, dimana nsebagian besar wilayahnya adalah berupa perairan Gonggong biasa digunakan menjadi sajian kuliner khas Kota Tanjungpinang. Dan itu merupakan salah satunya dari sekian banyak makanan khas yang ada di Tanjungpinang, itulah sedikit cerita tentang gonggong.

Motif cangkang siput gonggong yang dipadukan dengan kain batik menjadikan ciri khas yang menarik dan memiliki makna filosofis di balik kemasan estetisnya. Selain itu batik gonggong juga menambah khasanah kebudayaan Indonesia. Kerajinan batik Gonggong ini merupakan hasil kreasi ide salah seorang seniman Kota Tanjungpinang bapak Efiyar M Amin.

Motif batik ini dominan mengambil bentuk dasar dari gonggong yang diolah sedemikian rupa membentuk bunga dan ornament. Pemilihan Gonggong sebagai model dari motif batik tak lain adalah karena Gonggong dikenal dan ada hampir di seluruh daerah Kepulauan Riau. Gonggong adalah biota laut yang menjadi santapan dan cukup dikenal baik warga lokal maupun pendatang. Selama ini selain isinya yang lezat, kulit gonggong sudah dijadikan cenderamata seperti gantungan kunci dan bunga

Ide membuat batik gonggong terinspirasi oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Gurindam dan daerah Bintan yang terlebih dahulu menyinggahi Tanjungpinang. Begitu juga saat akan kembali meraka akan singgah terlebih dahulu ke sini sehingga tercetus untuk membuat motif batik gonggong yang merupakan salah satu ciri khas Tanjungpinang untuk buah tangan atau cenderamata.

Soal harga, produk batik Gonggong yang disajikan sangat bervariasi bervariasi, berada dalam kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu. Sedangkan untuk batik cap biasa tawarkan dengan harga Rp 150 ribu dan Rp 175 ribu adalah harga yang ditawarkan untuk produk batik tulis.
Disqus Comments