Seperti yang kita ketahui, kain bisa menjadi salah satu potensi desain yang mampu membuat seseorang tampak makin mengesankan, mempesona dan juga elegan. Kain juga telah terkenal menjadi salah satu perlengkapan bagi masyarakat modern yang dapat membuat seorang pria dan wanita terlihat makin ganteng, serta cantik.
Bicara lebih khusus tentang kain. Jawa memiliki batik, Palembang mempunyai songket, Tapanuli menghasilkan Ulos, dan Gorontalo sebagai salah satu wilayah di propinsi timur pun tak ketinggalan. Ternyata daerah yang dinamakan Gorontalo juga memiliki sulaman kain bernama Karawang. Adakah kaitannya dengan daerah di Jawa Barat, bernama Kerawang?
Ternyata dalam hal ini, karawang yang dimaksud itu berasal dari kata “Karawo” yang artinya sulaman dengan tangan. Kerajinan ini berkembang sejak lama dan kini sudah menjadi sentra kerajinan bagi budaya khas Gorontalo. Proses membuat sulaman kain karawo cukup rumit dan salah satu pengrajin kain Karawo adalah Karsum Bunda. Seorang ibu yang telah memulai usaha ini sejak tahun 2004.
Pelatihan dan Pembinaan dari Pemerintah RI.
Modal awal yang telah dikeluarkan kira-kira Rp. 15 juta dan dana tersebut dipergunakan untuk membeli peralatan. Penghargaan atas karya merupakan salah satu faktor yang membuat usaha ini mampu bertahan. Hal ini wajar, karena nilai jual dari produk kain Karawo terbilang sangat tinggi.
Proses pembuatan yang tidak mudah, juga menjadi salah satu alasannya. Seorang pengrajin kain karawo harus memiliki kesabaran yang mapan serta keahlian menenun tiap helai benang hingga terbentuknya kain karawo. Bahkan, seorang yang sudah ahli saja, melalui mesin tradisional hanya dapat membuat kain karawo sepanjang 40 cm dalam sehari.
Kreasi kerja yang tidak mudah telah membuat peningkatan akan nilai jual. Ibu Karsum Bunda juga menjelaskan sulitnya proses pembuatan inilah yang membuat usahanya membutuhkan setidaknya 50 pengrajin untuk memenuhi pesanan sebanyak 1.000 potong untuk setiap tahunnya. Sejak tahun 2011, ia mengaku kepada Harian Detik (06/09/2016) mendapatkan pembinaan dari Bank Indonesia (BI) cabang Gorontalo dan tergabung di Kelompok Gabungan Cinta Karawo.
Sangat menghadirkan makna positif kiranya. Berbagai tambahan ilmu dari pelatihan tentang pembaharuan motif hingga cara kerja untuk sektor eksternal atau segi-segi kinerja pada bidang promosi. Pesanan pun cukup banyak, ungkapnya, “Paling banyak dipromosikan oleh BI, sampai-sampai setiap Kamis pegawainya pakai Karawo.”
Lebih Baik Karena Peran Bank Indonesia dan Mantan Presiden SBY.
Harganya juga sangat bervariasi. Untuk bahan katun, dobi dan sutra, mulai Rp. 700 ribu sampai Rp. 1,2 juta, dan Karawo menggunakan bahan berjenis sifon Rp. 200 ribu. Sedangkan untuk kain berjenis SBY, seharga Rp. 900 ribu. Penyebutan kain SBY timbul, karena saat masih menjabat Presiden, Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah datang ke Gorontalo dan mengenakan kain motif tersebut.
Khusus untuk bahan Karawo, mayoritas pembeli berasal dari Gorontalo. Kebetulan sekali, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Gorontalo diwajibkan mengenakan karawo untuk atasan dan bawahannya adalah batik pada setiap hari Kamis. Begitu juga bagi siswa SD (Sekolah Dasar) pada setiap hari Jumat, meskipun hanya di bagian depan kanan seragamnya atau tepat pada tulisan Tut Wuri Handayani.
Apakah anda sudah semakin berminat? Selain sulaman kain dan baju, dihasilkan pula produk pelengkap penampilan seperti: kipas tangan Rp. 30 ribu dan jilbab Rp. 75 ribu. Tidak tertutup kemungkinan bagi konsumen yang sedang mencari berbagai macam motif kain untuk pesta pernikahan. Anda bisa membelinya pada Gerainya di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga Dusun 4, Jl Kasimpanigoro, Kabupaten Gorontalo. Atau gampangnya! Anda bisa memesan langsung dari websitenya yang beralamat http://tokokarawo.com.
“Kain ini memang didesain untuk pergi ke acara pesta pernikahan. Karena kainnya yang lembut di kulit dan terasa nyaman, tidak panas saat digunakan,” urai Ibu Karsum Bunda kepada Harian Tribun News (04/09/2014), serta seraya ia menyodorkan baju pesta untuk wanita muda yang belum menikah, “Baju pesta untuk cewek-cewek juga ada. Kainnya juga lembut dengan sulaman yang asli. Harganya cukup terjangkau juga.”
Hal lain yang juga menarik dari produk ini adalah motif yang dimiliki. Ibu Karsum mengaku tidak mempunyai patokan khusus dalam membuat motif untuk kain karawo buatannnya. Dia mengikuti tren yang ada saat ini. Tidak terlupa, berkat kerja keras dan kegigihan dalam meraih kesuksesannya, kini Ibu Karsum Bunda berhasil meraih omzet sebesar Rp. 30 Juta per bulan atau Rp. 360 juta per tahun.
Website: http://tokokarawo.com/
No Telepon: 085-256-593-664
SMS/Whatsapp: 081-213-372-472 / 085-256-593-664
Email: kainkarawo@gmail.com dan yusdea@yahoo.co.id
sumber: http://kertasbiasa.blogspot.co.id/2016/10/usaha-kreatif-dari-ibu-karsum-bunda.html
Home
Inspirasi
Jenis Kain
kerajinan kain
Sulaman Indah dari Kain Karawo Usaha Kreatif dari Ibu Karsum
Kamis, 07 Desember 2017
Sulaman Indah dari Kain Karawo Usaha Kreatif dari Ibu Karsum
Share this
Recommended
Disqus Comments