Kerajinan Kayu dan Tanduk
Kerajinan kayu dan tanduk di Magelang di Produksi oleh sebuah desa yang terletak kurang lebih 11 kilometer di sebelah utara Kota Magelang, Desa Pucang kecamatan Secang. Desa ini dikenal sebagai sentra pembuatan produk keajinan dari kayu dan tanduk. Usaha kerajinan tanduk sendiri adalah usaha turun temurun dari dekade 1960-an dimana kerajinan kayu adalah produk kerajinan yang muncul pada era 1990-an sebagai kompensasi semakin susahnya bahanbaku tanduk diperoleh.
Bahan Baku
Untuk bahan baku kerajinan tanduk sendiri biasanya para pengrajin mendatangkannya dari wilayah luar daerah, seperti Sumatra. Kalimantan, Jakarta dan juga Sulawesi. Menyusul semakin susah didapatnya bahan baku tanduk, pada 1980-an para pengrajin mulai memutar otak untuk menyiasati kelangkaan bahan baku. Akhirnya pengrajin menggunakan kayu sebagai pilihan bahan baku maupun bahan tambahan untuk menjadi produk kerajinan mereka.
Di tangan warga Pucang, bahan baku baik dari kayu dan tanduk mampu di sulap menjadi berbagai macam produk kerajinan kayu dan tanduk yang menawan seperti perkakas rumah tangga dan pernak pernik aksesoris. Sehingga kerajinan yang di produksi tidak hanya memenuhi sisi estetika semata, tetapi juga memiliki sisi fungsionalitas yang nyata.
Kerajinan kayu dan tanduk dari warga Pucang telah dipasarkan ke berbagai daerah seperti Yogyakarta, Jakarta. Bandung dan tentu saja Bali sebagai magnet wisatawan asing. Selain pasar domestik, pasokan kerajinan kayu dan tanduk ini juga telah melanglang buana hingga ke wilayah eropa sebagai tujuan ekspor.
Baca juga:
Untuk harga yang ditawarkan untuk kerajinan kayu dan tanduk ini bervariasi menurut tingkat kerumitan. Dari harga yang paling murah yaitu produk tusuk konde dan alat penggaruk punggung bisa didapat di kisaran di bawah sepuluh ribu rupiah. Jam dinding dari kayu bisa didapat dengan harga Rp 40.000, dan untuk hiasan seperti hiasan Naga yang terbuat dari Tanduk harganya bisa mencapai Ratusan ribu Rupiah.