Tanaman bambu tumbuh subur dan merata di seluruh pelosok Indonesia. Maka tak heran, banyak warga Indonesia di berbagai daerah memanfaatkan bambu sebagai sumber penghasilan. Di desa Tirtoadi ini kerajinan bambu yang di hasilkan ada bermacam macam seperti lincak, tempat tidur, kursi, meja, gazebo, dan sebagainya yang di kerjakan oleh kaum pria. Untuk kaum ibu biasanya membuat kerajinan non meubel, seperti anyaman dan jenis kerajinan kecil lainya.
Industri kerajinan mebeul bambu dusun Sendari ini telah ada sejak tahun 1960. Sentra kerajinan bambu ini menempati ruas Jalan Purbaya atau Jalan Kabupaten Sleman-Godean. Produk awal yang di buat adalah lincak atau kursi panjang, kemudian berkembang menjadi berbagai macam kerajinan meubel bambu seiring banyaknya permintaan produk yang lain seperti aneka meja-kursi, kerei, serta gazebo.
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] salah satu model Gazebo[/caption]
Jenis kerajinan meubel bambu yang paling disukai konsumen adalah jenis meubel yang berasal dari bambu wulung (bambu hitam). Ketertarikan konsumen pada jenis mebel berbahan baku bambu wulung mencapai sekitar 70 persen dari total penjualan, sisanya adalah pada bambu tutul, petung, dan apus.
Kerajinan meubel bambu Desa Tirtoadi ini telah berhasi menembus pasar ekspor berbagai negara, seperti Belanda, Amerika, Arab Saudi, Italia, Perancis dan Jepang. Untuk menembus pasar ekspor ke seluruh negara-negara Asia serta Afrika, para pengrajin terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas dalam membuat berbagai produk kerajinan meubel bambu, diantaranya mebel indoor, lampu hias, sekat ruangan, dan gazebo (semacam bangunan rumah mini). Bahkan saat ini 90% pemasaran justru ke luar negeri, sedangkan 10% untuk dalam negeri. Harga yang ditawarkan tergantung dari ukuran, jenis bambu dan model dan tingkat kerumitannya, misal untuk satu set meja kursi gaya Jepara (dhengkulan), harga yang dikenakan adalah Rp 300.000,-. Sedangkan untuk satu set meja kursi sudut adalah Rp 400.000,-. Satu set meja kursi model Bali bisa mencapai Rp 600.000,-.
Dusun Sendari ini sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata berbasis kerajinan bambu. Sangatlah dibutuhkan dukungan dan upaya dari berbagai pihak, terutama dari pihak pemerintah untuk mempromosikan Desa wisata Sendari ini kepada dunia luar. Selain itu juga dibutuhkan pelatihan kewirausahaan bagi para pengrajin agar mereka dapat mengembangkan hasil produksi kerajinan meubel bambu yang berkualitas dan diminati oleh pasar.
[xyz-ihs snippet="Kerajinan-Indonesia"]