Desa Singapadu menyimpan Lebih dari 20 perajin di desa ini yang memproduksi kerajinan topeng Bali. kerajinan Topeng ini merupakan salah satu faktor yang membuat Bali dikenal di kancah Internasional, selain karena keindahan alam dan budayanya.
Salah satu perajin topeng di desa Singapadu adalah Kadek Juliana. Usaha ini dijalankan Kadek dari warisan sang ayah. Menurut I Kadek, kerajinan topeng telah ditekuni ayahnya sejak tahun 1970. dalam galeri bernama kubu Bali miliknya terdapat berbagai jenis topeng buatannya yang berjejer rapi di dalam display rak kayu tua nan antik.
Pria yang biasa disapa dengan Dek No ini memproduksi berbgai macam kerajinan topeng Bali seperti topeng bondres, rangda dan barong. Bahkan karya topeng miliknya telah menarik perhatian dai peneliti topeng bernama Charlie Windelschmidt yang berasal dari Perancis. Charlie sangat terpikat dengan gaya dan teknik serta warna Bali yang digunakan dalam kerajinan topeng Bali buatannya.
[caption id="" align="aligncenter" width="508"] Kadek "Dek No" Juliana[/caption]
Harga jual topeng bondres dan rangda dibandrol Kadek berkisar Rp 350.000 hingga Rp 600.000 per buah. Sementara topeng barong merupakan highlight dari kerajinan topeng yang ia buat dibanderol dengan harga mencapai Rp 8 juta per buah.
Di desa Singapadu juga bisa ditemukan pengrajin kerajinan topeng berjenis kelamin perempuan, seperti Ni Made Ranti yang membuak toko bernama Toko Suastika sejak 2012. dikatakan bahwa Ni Made Ranti telah mengakrabi dunia topeng sejak lama, dan bahkan telah bisa membuat topeng sejak ia masih kecil. Ibu dua anak ini memproduksi topeng seperti juga yang dibuat oleh Kadek,mulai dari topeng bondres, rangda, barong, sidakarya dan patung sri sedana yang terbuat dari uang kepeng (uang kuno).
Sebenarnya Kerajinan topeng Bali memiliki potensi yang besar, karena tak hanya di Indonesia, Topeng Bali juga di gemari oleh dunia internasional. Seperti di situs jual beli kerajinan luar negeri "etsy" anda bisa dengan mudah menemukan topeng Bali di jual sebagai barang seni personal. Yang menjadi harapan bagi kita adalah adanya kestabilan demand akan kerajinan topeng tersebut dari pasar. Karena masalah yang sering di hadapi oleh para pengrajin adalah omset yang masih naik turun.
sumber : Metrobali.com, kontan.co.id