baca juga ulasan tentang kerajinan kayu dan tanduk dari Magelang
Bahan baku sapu rayung antara lain adalah bambu yang akan digunakan sebagai gagang, bambu yang digunakan adalah bambu gondani yang didatangkan dari luar daerah, terutama dari daerah Wonosobo. Sedangkan untuk kepala sapunya di gunakan tangkai dari rumput gelagah yang telah di keringkan.
Dengan kombinasi dua bahan baku tersebut, kerajinan sapu Rayung menjadi terlihat unik di mata wisatawan asing karena bentuknya yang memiliki kesan etnik.
Industri kerajinan sapu Rayung ada di sebuah desa di Magelang, desa Bojong, kecamatan Mungkid. Di desa ini hampir seluruh penduduknya ber mata pencarian sebagai pengrajin sapu rayung. Jika di rata rata, setiap kepala keluarga pengrajin di desa Bojong mampu membuat 50 buah sapu rayung dalam satu hari.
Hasil produksi kerajinan sapu Rayung biasa dipasarkan kepada sejumlah pengepul yang siap memasarkan produk sapu rayung ke seluruh pelosok Indonesia. Untuk segmen lain juga dipasarkan sapu rayung untuk galeri kerajinan , Reseller atau toko toko di berbagai kota besar.
[caption id="" align="aligncenter" width="500"] sapu rayung[/caption]
Untuk harga yang dipatok berkisar dalam range di bawah sepuluh ribu rupiah. Misal sapu rayung tangan, yaitu kerajinan sapu rayung berukuran paling kecil dihargai sekitar Rp 2500 per piece, ukuran sedang Rp 5.000 dan untuk ukuran yang besar di kenakan harga Rp 8-10.000 per buah. Jika pembelian dilakukan sekaligus dalam jumlah banyak atau grosir biasanya para pengrajin akan memberikan diskon sekitar 10% dari harga total pembelian.