Rabu, 20 Desember 2017

Kerajinan Bonggol Bambu dari Pesisir Utara Jawa yang Berusaha Menggeliat

Pekalongan selama ini mungkin lebih terkenal karena batik nya di banding dengan komoditas seni kriya lain yang juga terdapat di daerah tersebut. Kota yang terletak di sisi utara pulau Jawa ini sebenarnya memiliki potensi keraijnan yang menarik dengan menggunakan bahan baku dari lokasi sekitar.

Adalah sebuah desa bernama Kalipancur, kecamatan Bojong yang pemudanya memiliki inisiatif memanfaatkan bonggol bambu tidak terpakai sisa penebangan untuk dijadikan berbagai macam kerajinan unik.

Berbagai kerajinan bonggol bambu yang di telah dihasilkan pengrajin di desa tersebut antara lain diantaranya adalah asbak, celengan, serta bolpoin. Produk yang dihasilkan tersebut telah di ikut sertakan dalam Kajen expo pada 2014 yang lalu dengan tujuan mendapat eksposure yang lebih luas. Untuk saat ini karena pemasaran hasil kerajinan bonggol bambu masih terbatas, dimana sebelumnya hanya berhubungan dengan sanggar seni relasi yang mengambil produknya, pameran dan promosi melalui media expo atau pameran dan pemasaran dari mulut ke mulut dirasakan sangat membantu memperluas pemasaran.

Kerajinan bonggol bambu desa Kalipancur dikerjakan secara bersama sama di sebuah sanggar seni setempat. Dengan masih belum berkembang luasnya kerajinan bonggol bambu tersebut, maka pengerjaannya hanya di lakukan di hari sabtu dengan kapasitas produksi sekitar 30 hingga 60 buah per minggunya.

Kerajinan bonggol bambu yang dihasilkan berupa asbak dengan hiasan burung bangau yang dibanderol seharga Rp. 20.000 per buah untuk asbak ukuran kecil, Rp. 30.000 untuk ukuran sedang, dan Rp. 50.000 untuk ukuran besar. Produk lainnya yakni celengan berbagai bentuk hewan yang dijual antara Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per buah, serta bolpoin seharga Rp 7.000 – Rp. 8.000 per buah.
Disqus Comments