Jumat, 24 November 2017

Ivee Guitar, terkenal di Eropa buatan Indonesia

JAKARTA - Ivee Guitar, dibuat oleh Ivan Mulia seorang pengrajin gitar yang sudah bertahun-tahun menekuni kerajinan membuat gitar. Ketrampilannya membuat gitar yang terus diasah membawa hasil, gitar hasil karyanya yang berbahan logam ini pun terkenal di Eropa.

Ivan mulai memproduksi prototipe gitar logam pertamanya pada 2009 setelah 10 tahun melakukan riset dan eksperimen dalam pembuatan gitar logam. Sebelumnya, Ivan sudah mendalami gitar sejak 1991 dan mulai menekuni seni pengecoran logam sejak 1999.

“Saya sangat mencintai musik dan tertarik kepada gitar resonator yang berbodi logam atau metal. Kebetulan gitar seperti itu langka dan mahal karena berkualitas, dan saya terdorong untuk membuatnya,” paparnya.

Ivan Mulia membuat kerajinan gitar dengan aktif diberbagai forum gitar Eropa, dari sana Ivan mengumpulkan data, menangkap perkembangan dan diterapkan ke dalam gitar buatannya, kemudian meminta pendapat-pendapat dari para ahli pembuat gitar di Eropa.

Dengan bergabung dan aktif di forum-forum yang ada di Eropa, sekaligus memudahkan langkahnya untuk mempasarkan Ivee Guitar hasil karyanya. Belum lagi, ketika Ivan memberikan sentuhan ornamen ukiran khas nusantara, respons yang didapatkan sangat positif dari masyarakat luar negeri.

“Audiens yang mengamati perkembangan Ivee dari awal sudah menempatkan Ivee sejajar dengan range gitar butik Eropa lainnya,” katanya.

Ivee Guitar masih diproduksi oleh Ivan langsung, sehingga kapasitas produksinya pun masih sangat sedikit. Dalam setahun Ivan hanya bisa memproduksi 20-30 unit gitar. Itu juga karena Ivan masih memiliki kesibukan lain yaitu mengelola bisnis pengecoran logam di Cimahi, Jawa Barat.

Semua gitar buatannya tersebut dibuat sesuai dengan pesanan konsumen. Semuanya bisa dikustomisasi sesuai dengan kepribadian pemesanan. Dia membutuhkan waktu cukup lama untuk mengenal dan mengumpulkan data yang sesuai dengan pemesan.

“Awal tahun mulai menerima pemesanan dan merupakan waktu untuk menengan dan mengumpulkan data, kemudian merumuskan dan perhitungan gambar kerja dan teknis sampai pertengahan tahun. Akhir tahun baru masa produksi dan mulai kirim pada Desember,” katanya.

Meskipun hanya dipasarkan dan dipromosikan melalui media sosial, Ivan mengaku pesanan yang datang ke padanya sudah melampaui kemampuan produksinya. Bahkan saat ini dia sudah memiliki daftar pesanan hingga Desember 2017.

Adapun, komposisi konsumen Ivee Guitars mayoritas berasal dari Eropa, karena di sanalah konsep gitar resonator logam berkembang. Sementara itu, para konsumen pun lebih banyak menjadikannya sebagai pajangan ketimbang dipakai karena sayang digunakan.

Harga yang dibanderol untuk satu unit Ivee Guitars berada pada kisaran 4.000-7.000 euro untuk semua model. Harga yang relatif tinggi tersebut sebagai biaya untuk karya seni yang dibuatnya, ditambah dengan beberapa bagian yang harus diimpor dengan harga tinggi dan biaya pengolahan logam yang tidak murah.

“Dalam beberapa kasus, kadang hasil dari penjualan gitar juga untuk menutupi biaya karyawan di bengkel pengecoran saya,” katanya.

Melihat antusiasme pasar yang sangat tinggi terhadap produk buatannya, Ivan akhirnya berencana untuk mengeluarkan second brand untuk gitar logam buatannya dengan nama Eve Guitars.

Gitar tersebut dikonsep untuk diproduksi secara berulang, sehingga memungkinkan dirinya membagi tugas dengan karyawan dan mengajarkan tahapan-tahapan produksi gitar yang dapat diproduksi dalam jumlah cukup besar. Untuk Ivee Guitar akan tetap diproduksi dalam jumlah terbatas,” imbuhnya.

Ivan melihat prospek bisnis dari usaha yang dijalankannya masih sangat cerah dengan peluang yang terus terbuka lebar, karena produsen gitar dengan konsep gitar butik berbahan logam tidak banyak di dunia.

“Peluang sangat besar jika berhasil masuk pada konsep gitar butik. Jika hanya produk gitar biasa peluangnya kecil karena pemainnya sudah sangat banyak.”

[xyz-ihs snippet="Kerajinan-Indonesia"]


Sumber: Bisnis.com
Disqus Comments