Pemasaran produk kulit ular ini menjangkau sejumlah wilayah di daerah Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Banjarnegara, Bali dan banyak daerah lainnya. Sehingga produk kerajinan kulit ular ini pun menjadi ikon sebagai produk khas Kabupaten Pemalang. Banyaknya hasil karya kerajinan ini telah mampu mendongkrak popularitas Kabupaten Pemalang di tingkat nasional.
Hasil kerajinan kulit ular ini juga telah berhasil menembus pasar luar negeri melalui banyak pedagang maupun wisatawan itu sendiri. Kerajinan kulit ini ada di beberapa negara Eropa, negara yang ada di Timur Tengah, Korea Selatan dan Singapura. Mereka menjadi konsumen tetap yang menggemari produk kulit dari ular ini.
Banyaknya permintaan dari pasar luar negeri maka memperbanyak permintaan ekspor, ini menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin di Comal.
Warnap, seorang pengrajin kulit ular di Comal-Pemalang, mengatakan kebanyakan konsumen yang menyukai produk aksesorisnya adalah wisatawan asing. Mereka menyukai aksesoris berbahan kulit ular semisal dompet, ikat pinggang, dan tas dari berbagai ukuran.
"Bahkan, kalau saya boleh mengatakan, hampir 90 persen produksi kerajinan kulit ular saya, saya kirim ke Bali, baru Yogya, dan terakhir Jakarta,” kata Warnap.
Harga dari produk kerajinan kulit ular ini tergolong relatif murah. Kisaran harga dari Rp. 25.000,- hingga Rp. 300.000,-. Harga murah ini juga menarik minat banyak pebisnis untuk menjual ulang produk-produk dari para pengrajin kulit ular di Comal.
Produk kulit ular ini juga banyak dikombinasikan dengan bahan-bahan batik. Sangat kebetulan, wilayah Pemalang sangatlah dekat dengan Pekalongan. Sehingga untuk mendapatkan bahan batik tidak terlalu sulit. Pencampuran kulit ular dan batik banyak dijadikan Tas dan Dompet. Dan sampai saat ini produk pencampuran kulit dan batik masih menarik minat pembeli, dan pemesanan produksi pun terus berkelanjutan.
Ini diperkuat dengan ucapanWarnap, bahwa model tas dengan kombinasi bahan kulit ular dan kain batik sedang tren saat ini.
“Memang, yang lagi naik daun tas dengan model begitu, dan harganya juga relatif tinggi. Bidikan pasarnya adalah turis asing. Jelas kalau bicara masalah pasarnya adalah Bali, tempatnya,” kata Warnap sambil tersenyum.
[xyz-ihs snippet="Kerajinan-Indonesia"]