Rabu, 11 Oktober 2017

Kerajinan Gerabah Banyumulek Sebagai Pilihan Dekorasi yang Menawan

Asal mula pembuatan gerabah di desa tersebut berasal dari legenda pengiriman burung pembawa pesan dari penguasa gunung Rinjani, yaitu dewi Anjani untuk mengajarkan sepasang suami istri cara memasak hasil panen beras pertama mereka. Oleh burung tersebut manusia diajari cara membuat periuk dari tanah liat, yang selanjutnya kemampuan tersebut diwariskan secara turun temurun sampai sekarang.

Lombok tidak hanya dikenal karena keberadaan alam pantainya yang indah seperti pantai Senggigi untuk menarik para wisatawan. Di Lombok anda juga dapat menemukan sentra kerajinan tembikar atau biasa disebut gerabah tradisional, yaitu desa Banyumulek. Diketahui tembikar telah digunakan sejak manusia mengenal peralatan ratusan tahun yang lalu dan bahkan sejak masa Neolitikum ketika manusia mulai hidup menetap.

Sentra kerajinan gerabah Banyumulek ini adalah sebuah desa yang memilih menonjolkan keunikan gerabah lokal sebagai andalan pendapatannya. Para pengrajin gerabah di desa ini biasanya bekerja di bengkel maupun di rumah mereka sendiri untuk menghasilkan gerabah yang berkualitas.

Asal mula pembuatan gerabah di desa tersebut berasal dari legenda pengiriman burung pembawa pesan dari penguasa gunung Rinjani, yaitu dewi Anjani untuk mengajarkan sepasang suami istri cara memasak hasil panen beras pertama mereka. Oleh burung tersebut manusia diajari cara membuat periuk dari tanah liat, yang selanjutnya kemampuan tersebut diwariskan secara turun temurun sampai sekarang.

Pada awalnya pengrajin hanya membuat perabot dapur seusai legenda tersebut, namun seiring pergeseran dan perkembangan jaman, gerabah pun mengalami perubahan kegunaan, desain dan nilai ekonomi. Pada saat ini kerajinan gerabah lebih dari 80 persen adalah difungsikan sebagai dekorasi, souvenir dan barang seni dibandingkan peran fungsional aslinya.

Ada berbagai macam kerajinan gerabah Banyumulek, antara lain seperti selao (gentong), kekete atau sigon (wajan), kemek (periuk), Dumang (anglo) hingga kerajinan yang lebih memiliki seni seperti kerajinan dari kulit telur, kulit kayu hingga pasir putih. Yang istimewa adalah disebut Kendi maling, kendi tersebut tidak terdapat di daerah lain. Jika dilihat bentuk kendi tersebut tidak berbeda dengan kendi pada umumnya, tetapi kendi ini memiliki empat lubang untuk mengisi air dari bagian bawahnya sehingga jika berada dalam posisi terbalik, air yang ada di dalamnya tidak akan tumpah.
Disqus Comments