Sabtu, 28 Oktober 2017

Bukan Hanya Makanan, Ternyata Kerajinan ini pun di Goreng dan Jadilah Kerajinan Goreng

Magelang - Setiap hari jika anda mengunjungi desa Cakran, kecamatan Borobudur, magelang, anda akan di suguhi aktivitas goreng menggoreng oleh salah satu warganya yang bernama Supriyadi.

Aktivitas menggoreng yang di lakukan bukanlah kegiatan ibu rumah tangga yang sedang menggoreng lauk pauk maupun camilan. Kegiatan ini adalah salah satu tahapan dari proses pembuatan kerajinan goreng.

Sebentar, di goreng? kerajinan yang di goreng?. Benar sekali, penggorengan yang di lakukan disini dimaksudkan untuk memberi warna yang menarik pada bambu yang di gunakan sebagai bahan baku kerajinan goreng tersebut. Penggunaan teknik goreng untuk mewarnai kerajinan ini adalah karena teknik pewarnaan ini dianggap lebih aman di banding teknik pewarnaan dengan bahan kimia.

[caption id="" align="aligncenter" width="759"]salah satu bentuk jadi kerajinan goreng berbentuk gelang salah satu bentuk jadi kerajinan goreng berbentuk gelang[/caption]

Dari tangan pengrajin bernama Supriyadi ini lah kerajinan - kerajinan goreng dibuat. Pria paruh baya tersebut mengaku sudah menggeluti kerajinan gelang goreng sejak 1989. Ide membuat kerajinan gelang ini didapatkan secara sepontan dan Supriyadi mengaku keahlianya ini didapat secara otodidak.

Proses pembuatan kerajinan bambu goreng ini tergolong mudah, meskipun membutuhkan kejelian yang cukup tinggi. Pertama adalah pemilihan bambu kualitas terbaik sebagai bahan utama, yakni bambu jenis cendani. Selanjutnya, bambu di potong kecil-kecil berukuran 2 cm menggunakan alat pemotong khusus.

Setelah itu, bambu dijemur hingga kering untuk selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan cara digoreng dalam minyak goreng dalam wajan, persis seperti menggoreng ikan. Biasanya proses penggorengan dilakukan selama 30 sampai 45 menit hingga bambu berubah warna menjadi kehitam-hitaman.

Proses terakhir adalah merangkai potongan bambu menjadi gelang menggunakan tali dan monte. Kerajinan goreng berbentuk gelang dan kalung dari bambu nan unik pun siap dipasarkan.

Dalam satu hari, Supriyadi mampu menghasilkan 100 hingga 150 kerajinan goreng baik gelang maupun kalung. Harga jualnya rata-rata antara Rp.2.500,- per buah. Pasar penjualannya meliputi Bali, Jogjakarta serta dan beberapa daerah lainya.

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=5Q1LK2zGz60[/embed]

Disqus Comments