Penduduk di Desa Pakraman Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng, merupakan masyarakat yang sederhana. Ini dapat dipandang dari gaya hidup mereka yang tidak terlalu ngoyo, tetapi bukan berarti malas. Suasana desa yang menyenangkan -- berlokasi di pangkal bukit dan tidak terlalu jauh dari pantai-- membuat mereka senantiasa dapat mengerjakan hal-hal yang menyenangkan sekaligus sanggup mendatangkan keuntungan.
Banyak diantara masyarakat yang memulai coba hidup secara mandiri, contohnya dgn membangun industri kecil pelaksanaan dupa dan menciptakan beberapa-barang kerajinan. Bahkan saat ini beberapa-barang kerajinan dari aluminium produksi masyarakat Desa Menyali telah sejak mulai dikenal di Bali dan sesekali mampu memasuki pasar ekspor.
Di Menyali terdapat lebih dari seratus keluarga yang menekuni aktivitas menatah lembar logam aluminium. Biarpun tergabung dalam satu grup bernama Sumber Urip, tetapi masing-masing keluarga mengerjakan hasil karyanya sendiri-sendiri. Dari mencari bahan sampai pemasaran dilakukan oleh perajin dengan cara mandiri, tidak dengan tidak sedikit campur tangan pihak lain.
Di desa mungil ini tidak sedikit terdapat para pengerajin bokor dengan aneka ragam wujud dan bahan. "Bokor" yaitu salah satu fasilitas "upakara"(media) yang dimanfaatkan oleh semua umat Hindu di Bali yang rata rata terbuat dari aluminium, seng dan perak sebagai lokasi bunga atau buah-buahan. Produk bokor alumunium di Menyali mampu menyediakan arena lapang kerja baru bagi masyarakat desa yang mayoritas kehidupan mereka diisi bersama aktivitas pertanian.
Kategori dan ukuran masing-masing kerajinan bokor aluminium ini tidak sama dari yang paling mungil sampai yang paling besar, faktor ini disesuaikan dengan pihak yang memesan.
Motif dari masing-masing kerajinan bokor alumunium pun tidak sama, karenanya makin menambah keindahan kerajinan aluminium ini. Proses pengerjaan dan pemberian motif dari kerajinan bokor alumunium ini tidak memanfaatkan cetakan tapi dibuat secara tradisional menggunakan tangan. Wujud motif yang dipahat terhadap aluminium ini pada umumnya menggunakan perangkat sederhana seperti palu, paku dan alat-alat yang lain.
Pemasaran kerajinan aluminum tidaklah hanya disekitar desa saja, tapi hingga keluar daerah. Di Bali, daerah yang jadi pengguna dari product kerajinan bokor alumunium ini adalah Denpasar, Ubud dan Sukawati. Tak cuma di Bali dan Indonesia, kerajinan bokor alumunium ini bahkan telah dijual oleh salah satu pengerajin berhasil sampai ke negeri lain seperti, Eropa, Chili, dan Argentina.