Jumat, 02 Februari 2018

Cantiknya Inovasi Kerajinan Dari Limbah Bakau Asal Balikpapan

Inovasi memang menjadi sebuah faktor pembeda dari berbagai produk kerajinan yang ada di pasaran. Dengan adanya pendorongan sisi kreatif di dalam sebuah produk kerajinan bisa membuat kerajinan tersebut memiliki nilai tambah yang selain meningklatkan profit bagi sang pengrajin, tentunya juga mampu meningkatkan prestise sang produsen. Hal ini disadari dengan baik oleh seorang pengrajin asal Balikpapan bernama Guntur Harianto. Pria kelahiran Kediri, 18 Oktober 1973 ini memperkenalkan hasil inovasinya membuat kerajinan dari limbah bakau yang diberi nama Mozaik mangrove.

[caption id="attachment_2253" align="aligncenter" width="680"]Hutan Mangrove Margomulyo, Balikpapan Hutan Mangrove Margomulyo, Balikpapan[/caption]

Kerajinan dari limbah bakau ini adalah hasil dari pengamatannya tentang hutan bakau atau mangrove sejak ia masih duduk di sekolah menegah atas di Kediri. Bahkan ia sembari bermain di kawasan mangrove, ia juga melakukan penelitian atas kayu mangrove yang ada di tempat tersebut. Kini setelah 20 tahun, dan setelah melalui proses penggodokan dan pematangan selama 7 bulan, rasa penasaran kita akan kerajinan kayu unik dari kayu mangrove ini pun tertuntaskan. Berbagai macam kerajinan dari limbah bakau ini ada bermacam macam, mulai dai dekorasi rumah, tempat lampu, frame foto bahkan hingga sandal juga telah di hasilkan oleh Guntur.
Kondisi Balikpapan yang memiliki banyak hutan bakau membuat Guntur semakin memantapkan idenya untuk membuat kerajinan dari kayu mangrove tersebut. Tapi bahan yang digunakan adalah limbah dari pohon mangrove. Dikatakan keunikan dari kayu limbah mangrove ini adalah tekstur dari lubang lubang bekas gigitan dari para binatang yang menggerogoti limbah kayu tersebut. Dan setelah menyadari potensinya maka kemudian dibuatlah berbagai set interior sebagai awal mula kerajinan dari limbah kayu bakau ini.

Karena bahan yang di gunakan adalah limbah, maka tak jarang kerajinan yang dibuat menjadi cukup memakan waktu karena htergantung oleh ketersediaan limbah sebagai bahan baku. Rata rata dia bisa mendapat 3 hingga 4 karung limbah, yang kesemuanya terkendala jarak yang jauh dan kendala air pasang.

Pemrosesan limbah kayu tersebut hingga menjadi bahan siap pakai adalah pertama kayu di iris untuk kemudian direbus selama kurang lebih 20 menit hingga kotorannya terlepas. Lalu air rebusannya diberi asam sitrat untuk menghilangkan bakteri. Terakhir limbah kayu diproses dengan cara di sangrai untuk menghentikan reaksi memuai dan menyusut agar kerajinan yang dihasilkan memiliki bentuk yang awet.

[caption id="attachment_2252" align="aligncenter" width="650"]kerajinan dari limbah bakau berbagai kerajinan dari limbah bakau[/caption]

Untuk harga jual bagi kerajinan dari limbah kayu mangrove buatannya, Guntur yang pertama menjualnya saat mengikuti Balikpapan Fair 2016 lalu dibandrol mulai dari harga 100 ribu hingga 5 juta rupiah per-itemnya, sebuah harga yang murah untuk sebuah inovasi. Semoga kedepannya banyak pengrajin yang berinovasi menggunakan bahan baku limbah yang bahkan belum pernah terpikirkan oleh kita saat ini agar menambah variasi produk kerajinan Indonesia seperti inovasi Guntur Harianto yang bisa anda temui di Jl Gn Empat Tepian RT 040/60 Margomulyo, Balikpapan 75273.
Disqus Comments