Minggu, 21 Januari 2018

Ternyata, Keramik Suku Asmat justru berasal dari Banyumas

Dalam tulisan tentang ukiran kayu suku Asmat di katakan bahwa jenis kerajinan pahat atau ukir dari suku Asmat telah memiliki nama yang mendunia. Kekhasan dari ukiran suku Asmat tersebut kemudian di buat menjadi sebuah kerajinan souvenir keramik dan patung.

Yang tidak di duga, keramik suku Asmat tersebut tidaklah di buat oleh suku Asmat itu sendiri, akan tetapi di buat oleh pengrajin di Lumbir kabupaten Banyumas. Kejelian dalam melihat peluang usaha inilah yang dilakoni Mad Ropingi, nama pengrajin keramik suku Asmat tersebut.

Memang, dari bentuknya siapa sangka, berbagai macam souvenir keramik dan patung bernuansa Suku Asmat, Jawa dan Bali itu produk asli Banyumas. Apalagi, produk-produk tersebut sudah dijajakan di tempat wisata oleh para pedagang yang jauh dari wilayah Banyumas seperti di Bali.

Sejak 2001 kurang lebih telah ada lebih dari 60 jenis motif kerajinan keramik bernuansa khas suku Asmat tersebut. Jika anda berminat untuk melihat secara langsung pembuatan kerajinan keramik Asmat tersebut, anda dapat datang ke Sanggar Asmat atau Pusat Keramik Cikadu Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas.

Di sanalah, kesibukan pekerja terlihat. Mereka ada mengaduk tanah liat, membentuk bidang, memahat, menjemur, mengamplas, membakar dan mengecat berbagai produk kerajinan. Tak jarang, sanggar keramik itu sepi atau tak ada aktivitas. Sebab, proses pengerjaan produk keramik tersebut telah dilakukan di rumah para pekerjanya. "Terkadang ramai, karena mereka berkumpul di sanggar. Tetapi terkadang sepi karena pembuatan keramik dilakukan di rumah-rumah. Mereka bekerja menggunakan sistem borongan," ujar Mad Ropingi.

Bagi Mad Ropingi, tingginya peminat terhadap produk keramik tersebut juga tak lepas dari nama Asmat. Nama itu merupakan salah satu nama suku di Papua yang sudah terkenal di seluruh jagad. Itu pula alasan mengapa dia lebih memilih poduk keramik dengan motif dan model suku Asmat. " Jika saya memproduksi patung atau keramik bawor, hanya sedikit turis mancanegara yang faham. Tetapi, jika keramik yang dibuat dengan motif dan model suku Asmat, pasti diminati. Sebab, namanya sudah terkenal," jelasnya.

Produksi keramik Asmat asli Banyumas itu biasanya dikirimkan kepada para pemesan secara bertahap. Pengiriman dilakukan sekitar 30 sampai 40 hari sekali. Untuk menjaga kuantitas dan kualitas produk, proses produksi hingga finishing sangat dijaga. Apalagi, keramik merupakan barang yang rentan pecah.

"Kami lebih suka memenuhi pesanan suvenir yang ukurannya kecil. Karena, usaha itu keuntungnya kelihatan dan risiko pecahnya juga kecil. Produk kerajinan keramik suku Asmat kami dipasarkan kepada pembeli mulai dari Rp 2.000 hingga puluhan ribu," katanya.
Disqus Comments