Jumat, 03 November 2017

Kerajinan Keris dari Banyusumurup Yogyakarta

Kerajinan Keris sebagai senjata asli Indonesia adalah sebuah warisan budaya yang bukan hanya dikenal di tanah jawa saja, tapi Keris dikenal di berbagai daerah mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, hingga Lombok.

Di pulau jawa, atau Yogyakarta pada khususnya dikenal sebuah desa penghasil keris, yaitu Banyu sumurup. Desa ini terletak kurang lebih sekitar 22 kilometer di sebelah selatan dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi sentra kerajinan keris ini berdekatan dengan pemakaman raja raja Mataram,yaitu Imogiri. Untuk menuju kesana, Setelah sampai di pasar Imogiri, anda akan menemukan pertigaan jalan. Ambil arah ke kanan. Kurang lebih 1 km dari pertigaan jalan itu anda akan sampai di wilayah Desa Banyusumurup.

Banyu sumurup sebagai sentra kerajinan keris telah di kenal namanya sejak sekitar 3 abad yang lalu. Dalam cerita yang beredar di masyarakat, keahlian dalam menempa keris diturunkan dari seorang empu asal Pasuruhan, Empu Tomorejo. Ketika Majapahit dilanda peperangan, Beliau melarikan diri dan menetap di Banyusumurup.

Djiwo Diharjo, Keturunan dari empu Tomorejo generasi ke lima yang telah mangkat pada tanggal 6 januari 2015 silam adalah seorang empu yang masih memproduksi keris pusaka pada masanya di wilayah Banyusumurup. Pada than 1982, Sri Sultan HB IX menganugerahkan gelar Empu padanya, namanya pun berganti Empu Sarjono Supo.

Untuk pengrajin lain di desa Banyusumurup adalah semata memproduksi kerajinan keris sebagai pajangan atau aksesori, dimana keris keris tersebut biasanya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat Jawa atau untuk pertunjukan seperti Sendra Tari.

Terjadinya pergeseran pembuatan dari keris pusaka ke kerajinan keris di mulai pada sekitar 1950an. Masyarakat Banyusumurup pada umumnya lebih memilih mendalami pembuatan kerajinan keris sebagai produk kerajinan, bukannya membuat keris pusaka atau senjata.

Pergeseran ini dikarenakan dari fungsi keris pusaka yang pada hakekatnya adalah digunakan untuk memberi keselamatan, sehingga proses pembuatannya tidaklah mudah. Proses pembuatan keris pusaka harus disertai berbagai ritual dan lelaku seperti puasa atau bertapa.

Jika keris pusaka berharga sangat tinggi hingaa jutaan rupiah, maka kerajinan keris memiliki kisaran harga mulai dari Rp 25.000 hingga ratusan ribu rupiah. Hingga kini ada kurang lebih 200-an pengrajin kerajinan keris yang masih aktif, dimana mereka juga membuat warangka (sarung keris) dan juga Pendok nya (pegangan keris).

Biasanya perbedaan harga selain dari tingkat detail dan bahan adalah jumlah luk, semakin banyak memiliki luk maka semakin mahal harga sebuah keris.

Baca juga:
Disqus Comments