Sejak remaja, Wiwik selalu berusaha mandiri. Uang kuliah dan uang kos dia dapat dari jeri payahnya bekerja sebagai kasir di restoran waktu itu.
Mulai dari berjualan baju, nugget, tas pernah dilakoninya. Barulah setelah menikah, Wiwik dan suaminya memberanikan membuka usaha kuliner bakso dan mie ayam.
“Lagipula saya sekeluarga memang doyan mie,” tukas alumni Universitas Merdeka Malang ini.
Beranjak Ke Bisnis Kerajinan
Perjuangan membuka warung mie ayam juga tidak gampang. Ia tekun belajar cara memasak mie ayam kepada pedagang mie ayam di kawasan Jakarta waktu itu.
Kini Wiwik yang juga ketua komunitas peduli kanker Malang ini punya warung mie ayam sendiri dan sukses memanjakan lidah masyarakat pecinta mie.
Selain itu, Wiwik sedang tekun menggeluti bidang kerajinan Floating Cup. Kerajinannya menarik dan banjir orderan. Dalam sebulan Wiwik mengantongi omzet Rp 30 Juta-an
Sumber : http://malangvoice.com