Selasa, 10 November 2015

Miniatur Kapal dari Bambu dengan Inspirasi Unik

Pendidikan yang di selenggarakan untuk Napi di lapas ternyata tidak hanya bisa membekali para napi dalam menjalani kesidupan paska menjalani hukuman, tapi juga mampu memberikan pengetahuan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup non napi.

Diceritakan seorang buruh bangunan yang sedang mendapat pekerjaan membangun di dalam sebuah LP melihat hasil kerajinan yang di hasilkan oleh para napi berupa kerajinan miniatur kapal. Ketika melihat kerajinan tersebut si buruh bangunan kemudian tertarik untuk mempelajarinya dengan cara sesekali mengamati sesi pelatihan keterampilan untuk para napi.



baca juga kisah kreasi tong sampah cantik dari napi lapas Pekalongan







Berbekal seluk beluk produksi kerajinan miniatur kapal tersebut, si buruh bangunan tersebut kemudian mendirikan usaha membuat kerajinan. Dan ketika di perkenalkan dalam event Bantul Expo 2001 ternyata produknya ada yang laku. Melihat kondisi dan respon pasar yang positif, maka ia mulai menekuni pembuatan kerajinan miniatur kapal dari bambu tersebut dengan lebih serius.

Cerita di atas adalah sebuah prolog dari kesuksesan Widadi, seorang pengrajin kerajinan miniatur kapal dari bambu yang meraup kesuksesan bisnis kreatif secara otodidak. Dimana setelahnya Widadi kemudian memproduksi berbagai jenis miniatur kapal dari bambu yang sekiranya dapat di kreasikan menjadi kerajinan yang memiliki nilai tinggi. Dengan begitu tidak hanya miniatur kapal saja yang dihasilkan olehnya, tetapi juga berbagai bentuk kerajinan lain seperti box love dari bambu, asbak rokok dari bambu, pigura dari gypsum, box tissue dari bambu, dan sepeda ontel dalam botol.

Dengan bahan baku utama dari bambu, Widadi saat ini memiliki 4 jenis miniatur kapal beragam ukuran. Keempat jenis tersebut yaitu pinisi, capit urang, brajamusti, dan arum tidar. "Mengapa saya menggunakan bambu, karena bahan bakunya melimpah dan murah, kemudian teksturnya juga lebih berkarakter jika dibandingkan dengan kayu yang biasa digunakan untuk produksi kreasi sejenis (miniatur kapal)," ujar suami dari Nani Rahayu Purnama (23) tersebut. Selama ini, Widadi memperoleh bahan baku dari lingkungan alamat tempat tinggalnya yaitu Kepek Rt. 01, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta yang masih sangat asri dengan rimbunan pohon bambu.

Harga yang dipatok Widadi untuk setiap kategori produk kerajinan miniatur kapal dari bambu yang di produksi dengan label Adie craft tersebut cukup bervariasi, tergantung jenis dan ukurannya. "Untuk miniatur kapal harganya berkisar Rp.35.000,- sampai Rp.150.000,00/pcs, box love Rp.7.000,- sampai Rp.15.000,-/pcs, box tissue Rp.8.000,- sampai Rp.10.000,00/pcs, asbak Rp.3.000,00/pcs; pigura gypsum Rp.15.000,00/pcs; dan sepeda ontel dalam botol Rp.15.000,00/pcs," jelas Widadi. Selama ini, dirinya memasarkan produknya ke beberapa swalayan dan toko kerajinan di Jogja dengan sistem konsinyasi. Sementara, untuk pemasaran ke luar kota sudah merambah ke Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Jakarta, dan Surabaya.
Disqus Comments