Kamis, 10 Agustus 2017

Popularitas Anyaman Ketak Hingga ke Mancanegara

Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebuah pulau yang lekat dengan kehidupan agraris, berbagai macam hasil pertanian tumbuh subur. Selain menjanjkan keindahan alam untuk dinikmati secara visual juga memiliki potensi ekonomi seperti saja pengolahan tanaman ketak, yaitu tumbuhan sejenis paku pakuan dengan nama latin Lygodium Circinatun yang merambat pada inangnya menjadi bahan baku kerajinan.

Proses pengolahan ketak sebagai bahan dasar dari berbagai kerajinan adalah seperti bahan alami lainnya yaitu pertama kali melalui proses pengeringan, lalu di belah menjadi ukuran tipis hingga mudah untuk di anyam dan terakhir adalah proses pembentukan dari anyaman itu sendiri.

Perkembangan anyaman ketak diketahui berawal pada sekitar tahun 1986 di desa Nyurbaya Gawah, kecamatan Narmada di Lombok Barat. Hal ini dikarenakan adanya bahan baku ketak yag melimpah di daerah tersebut. Kemudian pada tahun 1988 dimulai pembinaan secara intensif oleh pemerintah berupa pelatihan keterampilan, pengembangan desain dan juga diadakan pameran sehingga anyaman ini dapat berkembang.

[caption id="" align="aligncenter" width="700"]kerajinan anyaman ketak kerajinan anyaman ketak[/caption]

Produk kerajinan anyaman ketak meskipun pada awalnya adalah produk fungsional, tapi pada saat ini mulai bergeser lebih kepada fungsi dekoratifnya.


Oleh karena itu, produk kerajinan anyaman ketak mudah untuk di temukan dalam berabagai art shop atau galeri galeri di wilayah Lombok dan Bali.

Anyaman ketak selama ini telah berkembang tidak hanya mendapatkan popularitas domestik, tapi sekarang juga telah merambah pasar mancanegara. Berbagai negara tujuan ekspor kerajinan ketak antara lain adalah Jerman, Inggris dan prancis. Hal ini juga di bantu dengan para eksportir yang turut serta aktif mencari pasar penjualan kerajinan ketak tersebut sehingga permintaannya mengalami kenaikan yang signifikan.
Disqus Comments